Author Archives: virginiaas

About virginiaas

You know my name, not my story. You've heard what i've done, not what i've been through. Try walking in my shoes before you JUDGE me. I don't have a Dirty mind, I have a SEXY imagination.

Menjamah Perpisahan dan Jarak.

Standard

Saat perpisahan terjamah, semoga rindu ini semakin tercipta untuk pertemuan selanjutnya serta kepercayaan yang teramat dalam semakin tercipta antara kamu dan aku.
Semoga tawa bahagia tak hanya menghiasi tentang kebahagian, tetapi juga terbentang saat kesusahan. Tawa bahagiapun tak hanya saat kita berdekatan, tetapi disaat kita berjauhan kamu akan selalu menebarkan benih-benih kebahagian dalam jarak yang tak terukur.
Rindu ini akan selalu terukir baru diantara kamu dan aku tanpa terbatas, serta senyum bahagia ini akan selalu terukir indah diantara kita.

Tuhan, semayamkan selalu benih-benih kebahagian yang terbentang diantara ratusan kilometer jarak yang memisahkan.
Aku hanya ingin menimang rindu baru disetiap jarak yang menjamah hubungan kita.

I’m gonna miss you …

Merindukan Hadirmu

Standard

Waktu tetap berjalan selayaknya matahari yang selalu datang disetiap pagi. Tapi rindu ini sudah tak dapat terbendung oleh untaian kata-kata. Rindu ini butuh sosok hadirmu. Hadirmu yang selalu membuatku terbiasa dengan dirimu.

Aku rindu selayaknya malam yang selalu menanti bulan dan bintang. Sudah lelah hati ini menyusur tebing dibelantara yang tak berujung. Aku selalu ingin menyemayamkan wajahmu dalam asa yang tak henti membasuh sepiku. Hati ini selalu menyulam benang rindu disetiap jejak hari. Aku tak mampu menahan rindu yang bergejolak hingga mata ini enggan terlelap.

Aku terusik rindu yang menelusup disetiap kedip mata. Andai saja tak ada jarak yang mengunci langkah kaki, ingin segera kusandarkan diri ini tuk rebah manja kepadamu.

Karena kau hadir dengan segala tingkah lugumu, memasungku dalam gugusan asa baru, mengharap rindu menusukku.

Menimang rintik gerimis di kala senja datang.

Standard

Aku sangat merindukan rintik gerimis di kala senja. Disaat itu, ketenangan mulai datang menhampiriku. Tetesan gerimis, suara percikan air ujan, semilir angin yang berhembus, serta aroma tanah yang semakin membaur dengan jiwa.

Senja mulai datang dengan kebahagaian, saat itu juga rintik gerimis mulai membasahi halaman sekitar rumah. Kebahagiaan datang diantara suara percikan air yang mulai jatuh satu persatu.

Tuhan, terima kasih. Senja ini aku bahagia. Aku bisa menimang rintik gerimis diatas bianglala kekosongan jiwa.

Rindu itu, Kamu …

Standard

Aku hanya bisa mendesahkan lara yang tersisa. Tanpa sedikit pengakuan asa dalam hati. Sapa rindu yang sudah mulai memadam selayaknya api dalam tungku, kini kian membara.
Hadirmu begitu tiba-tiba di dalam lelapnya malam. Sembari kau layangkan canda tawa disetiap hari yang selalu menghiasi kesunyian hati, dan kau pun meninginkan manjaku untuk kenyamanan dirimu. Kau mengisi kegundahan asa rindu disetiap detik. Tanpa basa-basi yang tercipta dalam mulut manismu, aku melihat kejujuran sikap dan hati yang terpancar dari dirimu.
Dengan perlahan perasaan ini berjalan luruh sederhana, begitu saja dan tiba-tiba. Berjarak dengamu semakin membuat teriakan keras rinduku disetiap harinya. Rindu yang masih terpahat indah dalam hatimu. Aku setia menuntun rinduku dalam debar yang sederhana. Dan aku menimang rindu di dalam bejana yang tak tampak pasti lalu terhempas oleh sentuhan lembut angin senja. Biarkan rindu ini menari-nari indah dan tenggelam dalam kesakitannya sampai rindu ini terasa nyata.
Ketika sapa’mu merajut kata. Hanya ada bahagia yang tercipta disetiap alur tutur kata yang kau lontarkan. Bicaralah …. Apa saja …. Meski hanya senda gurau yang tercipta, tanpa kau bahas kepedulian, aku akan setia mendengarnya, dan bahagia menghampiri diriku pada setiap untaian kata yang kau ucapkan. Biarkan semua ini menjadi nyata bukan ilusi belaka. Karna aku yakin bahagia ini ada dan nyata.

Kepada Kamu, Rindu itu…

Standard

Mungkin benar juga, kita perlu waktu untuk tidak bersua, tapi sejenak saja. Mungkin tidaklah salah, aku pendam dulu rasa rindu. Biarkan hati merintih dan meratap. Tapi sejenak saja. Lalu untuk selamanya kita berpayung dalam satu cinta … !

Aku terusik kangen yang menelusup disetiap kedip mata. Dua hari menapak jejak bersama, telah memagut getarku tak bersisa, sepertinya… Biarkan saja semua berjalan tanpa rekayasa. Seperti sejak pertama rasa itu membisu. Lalu, perlahan mengetuk pintu hatimu dalam damba tak bersyarat.

Semestinya tak kutelantarkan rindu yang menggugat hingga pagi. Andai saja tak ada jarak yg mengunci langkah kaki. Ingin ku sandarkan semua gelisah dan gundahku ada harum ikal rambutmu. Menebar keteduhan, meremas kecemasan, meninabobokan tangis semalam.

Mengais lagi serpihan kata rindu yang kau cecapkan di tepian pagi. Betapa kuingin mendengarnya beribu kali. Seperti inginku yang selalu dahaga ingin mendekap dan rebah di dadamu. Lurus dalam magismu dan bertekuk pasrah dalam hatimu, satu.

Di dekatmu rinduku tumpah. Mengeja detik yang berlalu dengan kemesraan yang menggugah indah. Memapah bahagia satu demi satu tanpa jengah.

Berdua kita saling meluruhkan kata yang terucap dari palung hati terdalam, menasbihkan rindu yang lama tersembunyi dalam diam tunduk teduh pada keakuan perasaan.

Buai’an Angan Gejolak Hati …

Standard

Ingin’ku memeluk pelangi di senja hari, sembari ‘ku menggantungkan semua buai’an angan ini. Tanpa aku tau kapan jiwa ini akan ikhlas jatuh kedalam pelukanMu. Selayaknya Kau memberi’ku gerimis embun disetiap pagi. Gejolak hati semakin bertubi-tubi memukul keras jiwa dan pikiran. KuasaMu begitu indah dan nikmat untuk dilalui. Hembusan buai’an angan ini menusuk dalam pikiran. Entah kapan aku akan merajut ikhlas dari hasil yang tidak pernah ‘ku harapkan. Mungkin jiwa ini akan hidup selayak kertas putih bersih kosong tanpa goresan tinta harapan.

Aku dengan dua kekasih’ku

Standard

Bertambahnya hari, aku semakin berusaha untuk memahami keadaan ini. Keadaan yang bukan seperti biasanya. Keadaan yang memaksakan untuk menghadapi dua orang kekasih’ku dan menjalani disetiap harinya.

Seiring berjalannya waktu, aku semakin memahami apa arti dari kedua cinta yang aku miliki. Memberikan kenyamanan selayaknya yang aku inginkan serta kehadiran dia disetiap saat sembari aku membutuhkan dia. Sedangkan cinta yang lain’nya, tumpukan materi memenuhi kebutuhanku disetiap waktu tanpa hujan kepedulian dari dia.

Ohh Tuhan, salahkah aku untuk menjalani dengan kedua orang yang satu sama lain bisa menyempurnakan keinginanku ?

Dasar dalam hati ini sangat bergejolak. Kekasih Satu, dia menghujani aku dengan kenyamanan tanpa materi.kekasih Dua, dia menghujani aku dengan materi tanpa kenyamanan yang tercipta.

Sebenarnya apa yang aku butuhkan dalam hidup ini ? Kenyamanan atau Materi ? Tuhan, aku tau Kau tidak menciptakan seseorang yang sempurna.

Semakin hari, aku semakin merasa jenuh dengan kekasih Satu. Derasnya hujan kenyamanan yang dia berikan membuat diriku semakin berpikir untuk melepas dia. Disisi lain, perasaan sayang dan benih-benih cinta tumbuh untuk kekasih Dua ku, hembusan nafas kenyaman semakin tumbuh disetiap hari’nya seiring ikatan pertunangan yang dia layangkan kepada’ku.

Sanggupkah aku untuk melepas kekasih Satu ku ? Atau kekasih Dua ku ? Atau aku akan tetap menjadi pengecut jiwa dimasa depan ?

 

Tertanda, Aku seorang perempuan “E” …..

Kehidupan Malam yang Berujung Melemahnya Tubuh..

Standard

Malam berlalu, semakin ‘ku terlarut dalam kerasnya alunan musik yang terdengar oleh telinga. Ribuan mili liter alcohol masuk kedalam tubuh yang penuh dosa dan dengan tanpa sadar’nya jiwa ini.

Malam demi malam aku lalu’i di dalam dunia yang bisa memberikan aku kenyamanan. Dunia yang bisa mengerti akan jiwa yang gila dalam tetesan alcohol. Dunia yang bisa mengerti akan kehadiran musik yang semakin membuat jiwa ini hanyut dalam angan-angan. Dunia yang semakin membuat jiwa ini mengalir dalam hasrat kecanduan gemerlapnya malam. Dunia yang semakin merangkul jiwa ini tanpa bisa melepaskan berontak’ku untuk berhenti menikmati kenikmatan disetiap malamnya. Dunia ini semakin menggengam jiwa’ku yang akan hadir disetiap malamnya.

Tuhan, ini kah yang aku dapat saat ini ? Sakit yang berujung dari Dunia yang tanpa bisa lepas dari jiwa’ku.. Tuhan, sakit ini sudah aku derita sejak Kau memberikannya kepada’Ku. Jiwa ini hanya ingin meninggalkan sebercak harapan yang penuh akan kebahagiaan di masa lalu malam’ku. Tuhan, aku hanya ingin bisa sembuh dari penyakit ini. Sedikit demi sedikit aku berusaha untuk mengurangi kesenangan’ku disetiap malamnya.

Tuhan, aku sadar akan kerasnya kehidupan gemerlap dunia malam. Sudah cukup, aku merasakan lemah tubuh ini akibat derasnya tetesan alcohol yang selalu mengalir dalam tubuh’ku disetiap malam. Tuhan, aku hanya ingin Kau kembali’kan tubuh ini selayaknya ketika aku belum masuk dalam kehidupan malam.

Tertanda, aku ……   “unknown”

Tuhan, saat ini aku sedang Rapuh….

Standard

Tuhan..

Hari demi hari aku lewati. Kerapuhan dalam jiwa ini semakin bertambah. Puluhan juta bahkan milliar’an air mata mengurai deras disetiap doa yang terucap dalam bibir.

Masih pantaskah aku ‘tuk berada dalam kehampa’an hidup ini ? Atau sudah saat’nya aku berada dalam bahagia kematian ?

Bantuan tanganMu serta uraian KasihMu selalu aku nanti kehadiran’nya disetiap doa yang ku panjatkan.

Tuhan, saat ini aku sedang Rapuh….